TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengungkap dua syarat agar bantuan pemerintah bisa efektif meringankan beban masyarakat menghadapi pandemi Covid-19.
“Pertama, yang efektif mendongkrak daya beli. Lalu tentu [kedua], yang mempunyai multiplier effect yang besar. Biasanya, multiplier effect yang besar ya kebutuhan pokok yang dikonsumsi banyak orang. Jadi walaupun kecil, tapi kalau konsumsi banyak tentu multiplier effect juga besar,” kata Enny, Senin, 8 Maret 2021.
Dia juga menambahkan efektivitas dari skema bantuan pemerintah yang disalurkan selama pandemi belum cocok (matching) dengan kebutuhan masyarakat. Menurutnya, pemerintah harus mendongkrak pemberian bantuan berupa kebutuhan pokok terlebih dahulu karena merupakan kebutuhan prioritas masyarakat.
Enny menyoroti sejumlah program insentif fiskal pemerintah yang diberikan selama pandemi Covid-19. Beberapa di antaranya adalah pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk rumah dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar, serta penurunan tarif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) yang mulai berlaku Maret 2021.
Terutama untuk kelas menengah, Enny menganggap bahwa masalah terkait perilaku belanja (spending behaviour) juga perlu dipertimbangkan oleh pemerintah sebelum memberikan insentif.
“Untuk masyarakat menengah ke atas yang sekarang diprovokasi untuk mengeluarkan uangnya itu biasanya membeli perumahan atau kendaraan bermotor untuk lifestyle atau investasi utamanya properti,” katanya.