TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim modal US$ 9,5 miliar siap masuk melalui Lembaga Pengelola Investasi Indonesia (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA). Investasi itu setara dengan Rp 133 triliun (kurs Rp 14 ribu).
Luhut menjelaskan sejumlah perusahaan dari berbagai negara sudah menyatakan komitmennya. “Komitmen banyak perusahaan banyak negara atau investor itu sudah cukup ada US$ 9,5 miliar dan kita sedang kita proses untuk lebih banyak lagi,” ujar dia dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Jumat petang, 5 Maret 2021.
INA resmi dibentuk sesuai amanat Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Struktur kelembagaan dan cara kerja INA diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2020.
Di samping komitmen investasi dari sejumlah calon pemodal, Luhut mengatakan negara telah menyokong INA melalui dana sebesar US$ 5 miliar. Dia meyakini banyak negara tertarik berinvestasi melalui INA lantaran lembaga tersebut kini telah memiliki struktur kepemimpinan yang jelas.
Salah satu negara yang akan mendukung SWF Indonesia, kata Luhut, adalah Uni Emirat Arab. Tak hanya menyatakan dukungan modal, UEA bakal memberikan pelbagai masukan kepada Indonesia. Sebab, negara itu sudah lebih dulu menjalankan SWF.