TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan Electric Vehicle Battery BUMN Agus Tjahajana mengatakan belum banyak pembicaraan yang dilakukan dengan produsen mobil listrik, Tesla. Informasi ini disampaikan di tengah kabar bahwa perusahaan asal Amerika Serikat itu mau masuk ke Indonesia.
"Diskusinya dengan kami belum cukup matang, jadi penjajakannya masih dilakukan dengan Kemenko Maritim dan Investasi," kata Agus yang juga Komisaris Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum ini dalam acara Prospek Pembentukan Holding Baterai, Kamis, 4 Maret 2021.
Meski demikian, Agus menyebut pihaknya siap saja bila nanti Tesla masuk dan membutuhkan lahan. "Kami sediakan lahan kalau diperlukan," kata dia. Tapi, posisi mereka saat ini baru sebatas menunggu saja.
Adapun kabar ini sebelumnya disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Maritim dan Investasi Septian Hario Seto. “Minggu depan kita akan diskusi langsung dengan mereka libatkan Antam, Inalum,” kata Septian, dikutip dari Bisnis.com pada Jumat, 5 Februari 2021.
ESS bekerja layaknya ‘powerbank’ raksasa yang dapat menyimpan tenaga listrik dalam skala besar, bahkan mencapai ratusan mega watt. Septian menjelaskan ESS tersebut akan digunakan Tesla sebagai pembangkit peaker untuk membantu pembangkit-pembangkit listrik saat konsumsi sedang dalam puncaknya.
Di tengah kabar tersebut, keluar pengumuman Tesla bahwa mereka akan membangun pusat produksi mobil listrik mereka di India. Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga pun memastikan diskusi pemerintah dengan Tesla selama ini bukanlah untuk produksi mobil listrik.