TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani mengatakan ada 5 aspek yang perlu diperhatikan dalam transformasi ekonomi Indonesia. Salah satunya yaitu terkait penggunaan modal asing untuk pembangunan di tanah air.
"Minimalisasi ketergantungan terhadap modal asing jangka pendek, yang diarahkan untuk mengatasi saving investment gap, yang kerap terjadi di Indonesia," kata Puan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) HIPMI di Jakarta, Jumat, 5 Maret 2021.
Dikutip dari riset Majalah Stabilitas Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), saving investment gap menjadi salah satu tantangan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Saving investment gap ini menunjukkan bahwa kebutuhan investasi dalam perekonomian Indonesia tidak bisa dipenuhi dengan ketersediaan tabungan dalam negeri.
Walhasil, foreign direct investment alias penanaman modal asing (PMA) menjadi pilihan yang tidak bisa dipungkiri. Pada periode 2010-2018, Indonesia mengalami saving investment gap pada 2012 hingga 2018.
Awalnya pada 2010, besaran investasi alias penanaman modal tetap bruto (PMTB) di Indonesia sebesar Rp 2.128 triliun. Sementara, saving domestik atau tabungan domestik sebesar Rp 2.246 trilun. Artinya, terdapat kelebihan tabungan sebesar Rp 118 triliun.
Tapi memasuki 2012, terdapat gap atau selisih antara tabungan dan investasi sebesar Rp 63 triliun. Sebab, tabungan hanya Rp 2.756 triliun dan investasi mencapai Rp 2.819 triliun. Lalu pada 2018, selisih ini semakin melebar menjadi Rp 191 triliun.