Suryadi kemudian menjelaskan bahwa pandemi telah membuat kinerja KAI menurun. Sepanjang, Januari-September 2020, kata dia, KAI mencatatkan penurunan pendapatan angkutan dan usaha lainnya sebesar 39,67 persen, dari Rp 16,36 triliun pada periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 9,87 triliun.
Jika dilihat dari segmen bisnisnya pendapatan angkutan barang PT KAI yang ditopang oleh angkutan batubara turun sebesar 5,52 persen. Sedangkan pendapatan angkutan penumpang KAI turun 67,27 persen menjadi Rp 2,34 triliun, dari sebelumnya Rp 7,15 triliun.
Sehingga, penurunan pendapatan ini menyebabkan laba kotor KAI anjlok 97,71 persen menjadi hanya Rp 113,26 miliar, dari sebelumnya Rp 4,96 triliun. Padahal tahun 2020, kata dia, pemerintah telah memberikan bantuan berupa PSO untuk KA Perintis sebesar Rp 159 miliar dan tahun 2021 dinaikkan menjadi Rp 211,7 miliar.
Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Arya Sinulingga, sebelumnya mengungkapkan alasan Menteri Erick Thohir mengangkat Said Aqil Siradj menjadi komut PT KAI. "Kita juga butuh tokoh umat di kereta api dan BUMN. Beliau bisa membangun nilai-nilai kebangsaan di BUMN," ujar Arya dalam rekaman suara yang dikirimkan kepada wartawan, Rabu petang, 2 Maret 2021.
FAJAR PEBRIANTO | FRANCISCA CHRISTY
Baca: Alasan Erick Thohir Angkat Said Aqil Jadi Komut KAI: BUMN Butuh Tokoh Umat