Teten optimistis kinerja UMKM masih bisa terus tumbuh di tengah pandemi. Meski daya beli masyarakat menurut data Global Consumer Insight yang dikeluarkan lembaga PricewaterhouseCoopers atau PwC turun, konsumsi produk-produk tertentu justru mengalami kenaikan selama wabah berlangsung.
Pemasaran produk industri kesehatan, misalnya, meningkat hingga 77 persen. Kemudian produk makanan dan minuman meningkat 67 persen, hiburan media 54 persen, dan jasa pengiriman makanan 47 persen. Adapun produk perbaikan jasa rumah naik 32 persen.
Tak hanya menyoal masalah originalitas, Teten mengemukakan masalah lain, yakni produk-produk UMKM yang umumnya memiliki skala kecil. Pelaku usaha sebagian besar tak memikirkan brand value atau nilai produk dan meningkatnya nilai jual mereknya. Padahal, ia menyebut produk UMKM yang memiliki daya dukung suplai bahan baku dan sumber daya manusia berpotensi berkembang menjadi besar.
Karena itu, Teten berencana menyatukan produk-produk kecil agar promosinya lebih efektif. Ia menyatakan sejumlah negara telah melakukan upaya tersebut.
“Jadi kami pikirkan bagaimana UMKM yang punya produk kecil-kecil, karena dukungan bahan baku dan SDM, didorong punya brand bersama sehingga sehingga bisa efisien. Kalau kecil-kecil bersatu bisa menjadi brand yang cukup kuat penetrasi pasarnya,” tutur Teten Masduki.
Baca: Teten Keluhkan Syarat Ekspor ke AS: 21 Sertifikat Hanya untuk Satu Jenis Pisang