Tidak hanya bagian dari budaya, tapi juga menjadi sumber pendapat ekonomi masyarakat. Hasil penjualan miras tradisional digunakan biaya kebutuhan rumah tangga.
"Miras tradisional menjadi salah satu subsektor ekonomi. Miras ini sangat bermanfaat bagi masyarakat NTT," katanya.
Minuman ini dikelola secara tradisional, maka pengrajin miras tidak ketahui berapa persen alkohol yang terkandung dalam minuman itu.
"Ketika disuling petani tidak tahu berapa banyak kadar metanolnya. Akibatnya jika konsumsi secara berlebihan ada yg mabuk," katanya
Guna mengembangkan miras tradisional itu, maka Pemerintah daerah (Pemda) NTT bekerjsama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang melakukan penelitian dan memproduksi minuman tradisional itu menjadi "Sophia" atau sopi asli.
"Jadi yang dikeluarkan adalah cairan metanol dan cairan beracun, sehingga menghasilkan sophia," ujarnya.