Selain itu, 34 persen responden menganggap ShopeePay adalah pemain dompet digital dengan pertumbuhan terpesat selama 3 bulan terakhir, diikuti oleh OVO (25 persen), DANA (20 persen), GoPay (17 persen), dan LinkAja (4 persen).
“Sejak pandemi, adopsi gaya hidup mobile cashless, terutama e-wallet seperti ShopeePay, semakin nyata dalam menggantikan peran utama uang tunai dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis. Kami mendorong edukasi berkesinambungan dan terpadu agar tercapainya financial literacy and inclusivity guna membuka cakrawala masyarakat akan ragam manfaat bernilai dari e-wallet dalam memudahkan kegiatan sehari-hari,” ujarnya.
Laporan tersebut juga mencatatkan, pangsa pasar ShopeePay menjadi yang tertinggi dengan nilai transaksi luring dan daring sebesar 33 persen, mengalahkan OVO 24 persen, GoPay 19 persen, DANA 18 persen, dan LinkAja 6 persen.
Berdasarkan hasil riset, ShopeePay terbanyak dijadikan sebagai dompet digital untuk pembayaran belanja peralatan rumah tangga, yaitu setinggi 47 persen, kemudian diikuti oleh OVO 17 persen, DANA 13 persen, GoPay 7 persen, dan LinkAja 3 persen.
Berbeda dengan riset Neurosensum yang menempatkan ShopeePay di posisi teratas, OVO mengklaim 31 persen masyarakat Indonesia memilih layanan mereka untuk bertransaksi sepanjang 2020. OVO pun menyebut angka ini menempatkan mereka menjadi platform dengan pangsa pasar terbesar di tanah air. "Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia," kata Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 24 Februari 2021
BISNIS
Baca juga: OVO Umumkan Kuasai 31 Persen Pasar Pembayaran Digital, Terbesar di RI