TEMPO.CO, Jakarta - Ustad Yusuf Mansur memastikan rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan yang dia miliki, Paytren, tidak berubah yaitu September 2021. Untuk itu, dia meminta doa dari semua pihak agar rencana tersebut bisa berjalan lancar sesuai jadwal.
"Standby buyer udah banyak yang ngajuin," kata Yusuf saat ditemui di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Selasa,2 Maret 2021. Semua standby buyer ini berasal dari dalam negeri.
Menurut Yusuf, sejumlah langkah sudah disiapkan untuk proses IPO ini. Di antaranya konsolidasi internal, hingga komunikasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebelumnya, Yusuf Mansur menuturkan rencana IPO Paytren tersebut melalui situs resminya yusufmansur.com. Dia meyakini dengan mengimani bahwa Allah benar-benar bisa membuat segala bisa terjadi.
Paytren adalah perusahaan financial technology (fintech) yang ikut di pasar uang elektronik. Mereka yang sudah mendapat izin dari BI sejak 2018 dengan entitas PT. Veritra Sentosa Internasional.
Izin tersebut sesuai dengan Surat Bank Indonesia no. 20/2017/DKSP/Srt/B tanggal 22 Mei 2018 perihal persetujuan izin penyelenggaraan uang elektronik.
Secara umum, Paytren menyediakan aneka pembayaran dari mulai listrik hingga kebutuhan rumah tangga. Aplikasi tersebut juga bisa menjadi sarana pembayaran hotel, tiket kereta, dan tiket pesawat. Transaksi pembayaran juga bisa menggunakan dengan fitur QR Code.
IPO ini hanya satu dari langkah bisnis yang dilakukan perusahaan yang didirikan Yusuf Mansur. Sebelumnya, gebrakan yang cukup populer yaitu ketika Paytren bekerja sama dengan salah satu klub Polandia, Lechia Gdansk. Logo warna oranye Paytren mulai dipasang di jersi Lechia Gdansk sejak pertengahan musim Ekstraklasa 2018
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Yusuf Mansur Targetkan Paytren IPO di Bulan September 2021