Di paruh kedua Februari, pergerakan IHSG cenderung sideways dan berada pada rentang konsolidasi wajar. Keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga juga tidak terlalu direspon pasar.
"Memasuki bulan Maret, investor masih cenderung akan wait and see sambil menunggu lebih banyak emiten melaporkan kinerja keuangan tahun buku 2020," kata Anggaraksa, Senin, 1 Maret 2021.
Sejumlah sentimen pasar dari luar negeri yang dinanti di antaranya adalah keputusan paket stimulus yang diajukan pemerintahan Joe Biden senilai US$ 1,9 triliun.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pelaku pasar tengah mengapresiasi berbagai perkembangan kebijakan maupun data ekonomi, dari dalam dan luar negeri.
Di awal Maret ini, menurut Nafan, pasar mengapresiasi peran pemerintah dalam menjaga stabilitas fundamental makroekonomi yang inklusif dan berkesinambungan. Selain itu, stabilitas inflasi di Tanah Air turut berkontribusi aktif terhadap kinerja indeks.
Tak hanya itu, pasar juga menyambut baik implementasi insentif pengurangan diskon pajak atas penjualan barang mewah atau PPnBM pada kendaraan mobil dengan kapasitas 1.500 cc ke bawah yang mulai berlaku per 1 Maret 2021.
Di sisi lain, para pelaku pasar saham mengapresiasi pertemuan virtual G20, yang di antaranya terdapat komitmen percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara masif, serta mendorong inklusi keuangan melalui pemanfaatan teknologi dan perluasan akses bagi UMKM. Oleh karena itu, Nafan memprediksi IHSG masih akan menguat pada tahun ini.
BISNIS
Baca: IHSG Ditutup Anjlok di 6.251,05, Bagaimana Kinerja Saham Bank Jago Hari Ini?