TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pemangkasan libur cuti bersama tidak akan mempengaruhi kinerja sektor pariwisata pada masa mendatang. Sebab, pergerakan wisatawan yang ditopang oleh kegiatan perjalanan darat alias road trip dan bekerja dari titik wisata (work from destinaton) tak lagi mengandalkan libur tanggal merah.
"Mungkin jumlahnya lebih kecil dari segi alokasi wisatawannya, tidak lagi berbus-bus seperti dulu. Tapi lebih berkualitas dan berkesan," ujar Sandiaga Uno dalam keterangan tertulis, Senin, 1 Maret 2021.
Pemerintah memotong jumlah cuti bersama dari tujuh hari menjadi dua hari sepanjang tahun ini. Sandiaga menjelaskan kebijakan itu dilakukan untuk menekan laju penularan Covid-19.
Menurut Sandiaga, jumlah kunjungan wisatawan tidak akan terlampau terpengaruh karena kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan sudah relatif baik. Kondisi tersebut mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk bergerak dari satu destinasi ke destinasi lain.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan Kementerian telah menyiapkan strategi untuk mendistribusikan pergerakan wisatawan di luar libur cuti bersama agar tidak terjadi penumpukan kunjungan. Kementerian juga menyusun agenda-agenda pariwisata untuk memperluas distribusi turis di daerah. “Kami perlu antisipasi adalah bagaimana mendistribusikan kepergian wisatawan Nusantara menuju sentra-sentra destinasi wisata yang lebih personalized, localized, dan smaller in size," kata Sandiaga.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca: Pemerintah Potong Jatah Cuti Bersama 2021 dari 7 Hari Jadi 2 Hari