TEMPO.CO, Jakarta - Gubenur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sejumlah poin dalam pertemuan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20. Salah satunya, Perry mendukung pengaktifan kembali Sustainable Finance Study Group (SFSG) untuk mendiskusikan upaya pengembangan pembiayaan yang memperhatikan aspek lingkungan hidup dan memitigasi risikonya.
"Serta, menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang inklusif sehingga dapat meningkatkan peran negara berkembang," kata Perry Warjiyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 28 Februari 2021.
Baca Juga: G20 Dorong Kebijakan Stimulus Fiskal dan Moneter untuk Pulihkan Ekonomi
Selain itu, Perry juga mendukung rencana Financial Stability Board (FSB) dan lembaga keuangan internasional untuk mengidentifikasi (stocktaking) pelajaran yang didapat dari pandemi. Tujuannya untuk mengatasi kerentanan di sektor keuangan yang terjadi selama Covid-19 ini.
Adapun pertemuan tersebut berlangsung pada 26 Februari 2021. Selain Gubernur Bank Sentral, hadir juga Menteri Keuangan dari masing-masing negara. Termasuk, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Di sisi lain, BI melaporkan beberapa komitmen yang tercapai dalam pertemuan tersebut. Di antaranya mendorong inklusi keuangan melalui pemanfaatan teknologi dan perluasan akses bagi UMKM.
Lalu, mendorong transisi menuju ekonomi yang berwawasan lingkungan. Kemudian, mencapai konsensus global terkait perpajakan digital yang tertunda dari target semula di akhir 2020.
Terakhir, negara-negara G20 juga meminta International Monetary Fund (IMF) mempersiapkan proposal alokasi Special Drawing Rights (SDR) untuk negara-negara anggota. Tujuan untuk menjaga likuiditas dan memperkuat cadangan devisa di tengah masih tingginya ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.