TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga investasi CLSA menobatkan aplikasi pesan makanan GoFood menjadi yang paling difavoritkan masyarakat Indonesia selama masa pandemi Covid-19. Hal itu terungkap dalam hasil survei CLSA yang dipublikasikan pada Februari 2021.
Sedangkan rival utama aplikasi serupa, Grab Food menduduki peringkat kedua terfavorit.
Baca Juga:
"Hasil lembaga survei mencatat mayoritas orang atau mencapai 35 persen lebih memilih GoFood dan sebesar 20 persen memilih GrabFood," ujar Analis CLSA Jonathan Mardjuki dalam keterangan tertulis, Ahad, 28 Februari 2021.
Baca Juga: Gantikan Nadiem Makarim di Gojek, Kevin - Andre Fokus di 3 Hal
Jonathan menyatakan tema pesan-antar makanan melalui ojek online dipilih dalam penelitian ini, karena bisnis tersebut menjadi salah satu yang paling menguntungkan di tengah pandemi. Apa lagi, kata dia, pandemi Covid-19 telah mengubah dinamika bisnis di seluruh industri dan pengiriman makanan online.
"Survei kami menunjukkan bahwa 70 persen dari 450 responden lebih sering memesan makanan secara online daripada sebelumnya,” ujar Jonathan.
Dalam survei ini, pihaknya melakukan terhadap 450 responden yang mayoritas berasal dari Jakarta dan Bodetabek. Survei dibagi ke beberapa segmen antara lain golongan Rp 4 - 6 juta, Rp 7 - 10 juta, Rp 11 - 20 juta, dan di atas Rp 20 juta. Ada pula 10 persen responden berpenghasilan di bawah Rp 3 juta atau tidak memiliki penghasilan bulanan sama sekali seperti pelajar atau mahasiswa.
Hasil survei didasarkan pada tingkat pendapatan, preferensi merek mereka, seberapa teratur mereka memesan makanan secara online, dan beberapa faktor lainnya. Hasilnya, menunjukkan bahwa lebih banyak orang memilih GoFood yaitu sebesar 35 persen dan GrabFood hanya 20 persen. Sedangkan sebesar 43 persen responden menggunakan kedua aplikasi.
Jonathan mengatakan GoFood dapat memenangi survei aplikasi pesan makanan paling favorit, karena mereka menggunakan strategi membangun loyalitas pelanggan.
"Ada tiga keuntungan teratas dari penggunaan aplikasi GoFood, seperti 'familiar dengan aplikasi', 'ketergantungan pada Go-Pay e-wallet' dan 'ramah pengguna,” kata Jonathan.
Sementara GrabFood, Jonathan mengatakan pihak Grab mengandalkan sistem diskon untuk menjaring pelanggan. Menurut hasil riset, sebesar 60 persen responden menyatakan hal itu.
”Kami menemukan pelanggan Gojek lebih loyal, sedangkan Grab mengandalkan komersialitas. Kami juga menilai Grab lebih agresif dalam mengamankan penyewa (pelanggan)," kata Jonathan.
Ia berharap keseluruhan persaingan yang sehat antara kedua raksasa GoFood dan GrabFood akan berdampak positif bagi pasar Indonesia. CLSA juga memperkirakan pangsa pasar Gojek akan terus naik mencapai 58 persen dengan Grab hanya 42 persen.
Jonathan mengklaim survei CLSA tentang GoFood ini secara tak langsung menunjukkan bahwa pelanggan kini telah mengalihkan fokus pada aspek kenyamanan aplikasi, ketimbang pengiriman yang lebih cepat atau tingkat pembatalan yang lebih rendah oleh pengemudi.