Direktur Energy Futures di Mizuho, Bob Yawger, menyatakan saat ini adalah waktu yang tak pasti. "Sepertinya bukan waktu untuk memuat posisi aset-aset berisiko," ucapnya.
Ia juga menyebutkan pasar tetap mengawasi potensi peningkatan produksi minyak dari OPEC dan sekutunya di pertemuan minggu depan. Laporan persediaan AS minggu ini menunjukkan peningkatan stok minyak yang mengejutkan.
Pelaku pasar juga menunggu pertemuan penting oleh produsen-produsen minyak utama. Investor bertaruh bahwa pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu depan dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan menghasilkan lebih banyak pasokan yang kembali ke pasar.
Badan Information Energi AS (EIA) sebelumnya melaporkan produksi minyak mentah AS turun pada Desember. Harga minyak mentah AS juga menghadapi tekanan dari permintaan kilang yang lebih lambat setelah beberapa fasilitas Gulf Coast ditutup selama badai musim dingin pekan lalu.
Kapasitas penyulingan sekitar 4,0 juta barel per hari (bph) tetap ditutup dan dapat memakan waktu hingga 5 Maret untuk semua kapasitas melanjutkan operasinya. Sementara para hedge fund dan pengelola uang lainnya menaikkan posisi net long berjangka dan opsi minyak mentah AS mereka dalam minggu terakhir hingga 23 Februari, kata Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).
ANTARA
Baca: Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Dunia Meroket ke Level USD 63,09 per Barel