4. Mendag Sebut Jika Tak Ada Insentif PPnBM Mobil: Stok Banyak, Pabrik Ditutup
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan salah satu tujuan diberikannya insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor adalah agar pabrik otomotif tidak tutup.
"Industri ini mempekerjakan high skilled labor secara langsung yang hampir 1,5 juta. Kalau seumpama kita tidak dikasih insentif, stok banyak di pabrik, mereka akan menutup pabrik," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Kamis, 25 Februari 2021.
Insentif pajak tersebut, kata Lutfi, juga diharapkan bisa kembali menggairahkan pasar. Di hari-hari normal industri otomotif bisa menjual 1 juta sampai 1,1 juta kendaraan setiap tahun, namun selama tahun lalu hanya terjual 550 ribu unit mobil. Dengan adanya insentif itu, pemerintah berharap masyarakat kembali berbelanja dan penjualan otomotif bisa pulih.
Pemerintah menyiapkan insentif penurunan PPnBM untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan cc < 1.500 yaitu untuk kategori sedan dan 4x2. Berbekal insentif itu, diharapkan industri otomotif yang ditopang dengan penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri bisa melampaui 70 persen.
Pemberian insentif ini akan dilakukan secara bertahap selama sembilan bulan, di mana masing-masing tahapan akan berlangsung selama tiga bulan. Insentif PPnBM sebesar 100 persen dari tarif akan diberikan pada tahap pertama, lalu diikuti insentif PPnBM sebesar 50 persen dari tarif yang akan diberikan pada tahap kedua, dan insentif PPnBM 25 persen dari tarif akan diberikan pada tahap ketiga.
Besaran insentif ini akan dilakukan evaluasi setiap tiga bulan. Instrumen kebijakan akan menggunakan PPnBM DTP (ditanggung pemerintah) melalui revisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Baca berita selengkapnya di sini.