TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan kembali membuka pendaftaran keikutsertaan perusahaan swasta dalam program vaksin gotong royong yang akhirnya mendapat lampu hijau dari pemerintah. Proses vaksinasi sendiri diharapkan dapat dimulai pada April menyusul kedatangan vaksin mandiri pertama yang diperkirakan tiba pada Maret tahun ini.
“Berdasarkan komunikasi dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan, ada permintaan untuk kembali membuka pendaftaran memang demand untuk ikut serta tinggi,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani kepada Bisnis.com, Jumat, 26 Februari 2021.
Dalam gelombang pertama pendaftaran program vaksin gotong royong yang diakomodasi Kadin, setidaknya terdapat 6.644 perusahaan yang telah menyatakan keikutsertaan. Rosan menjelaskan kebutuhan vaksin untuk vaksinasi gotong royong tahun ini mencapai 20,2 juta dosis dan menjangkau 10 juta orang. Angka ini berpeluang bertambah seiring rencana pembukaan kembali keikutsertaan perusahaan.
“Dilihat dari ketersediaannya sudah disampaikan tahun ini kurang lebih kebutuhan 20,2 juta dosis vaksin mandiri yang akan tiba secara bertahap mulai Maret ini,” katanya.
Rosan menjelaskan vaksin yang akan tiba pada Maret merupakan produksi China National Pharmaceutical Group alias Sinopharm. Namun, dia tidak memperinci berapa volume yang akan tiba bulan depan, tetapi Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyebutkan bahwa jumlah vaksin Sinopharm yang tengah diupayakan masuk pada tahap awal adalah 3,5 juta dosis.
Selain vaksin Sinophram, kebutuhan 20,2 juta dosis ini disebut Rosan juga mencakup vaksin produksi Moderna. Dia menyebutkan pasokan dosis untuk vaksinasi gotong royong bisa bertambah sampai 55 juta dosis seiring rencana untuk mengimpor vaksin Sputnik dari Rusia.