TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Jago Tbk. Kharim Indra Gupta Siregar menargetkan perseroan bisa mendapat dana segar sekitar Rp 7 triliun dari aksi right issue atau mekanisme penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) di bulan depan.
"Hasil right issue itu 97 persen akan digunakan untuk ekspansi bisnis kami, yaitu untuk melakukan kolaborasi dengan ekosistem digital, kemudian tetap menjalankan pembiayaan," ujar Kharim dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 26 Februari 2021.
Kharim mengatakan setelah aksi right issue tersebut perseroan akan meluncurkan Jago Apps, yaitu sebuah aplikasi untuk nasabah individu. Ia berujar langkah tersebut sesuai dengan strategi jangka panjang perseroan.
Dengan demikian, tutur dia, perseroan akan meningkatkan kolaborasi dengan ekosistem digital. "Kolaborasi itu akan ditingkatkan dengan integrasi antara aplikasi Jago dengan aplikasi masing-masing ekosistem digital," tutur dia.
Terkait pendanaan dan transaksi, perseroan akan melanjutkan fokus pembiayaan dalam bentuk lending, value chain, dan kerja sama dengan ekosistem digital. Perseroan juga nantinya akan meluncurkan aplikasi khusus bisnis untuk melengkapi aplikasi yang telah ada.
Di samping itu, Kharim berujar perseroan juga melirik strategi jangka panjang, yaitu dengan membuka unit usaha syariah. "Dan sebagai kelanjutan unit usaha syariah, kami akan luncurkan aplikasi Jago Syariah," ujar dia.
Selain menggunakan dana hasil right issue untuk ekspansi bisnis, tutur Kharim, Bank Jago juga akan menggelontorkan 2 persen dana tersebut untuk mengembangkan infrastruktur teknologi informasi dan 1 persen untuk pengembangan sumber daya manusia.
Baca: Profil Pemegang Saham Pengendali Bank Jago yang Dibeli Gojek