TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Gadjah Mada akan memperkuat akurasi alat pemindaian atau screening Covid-19, GeNose, untuk mengantisipasi munculnya hasil negatif palsu. Saat ini, UGM mengklaim alatnya memiliki tingkat akurasi 90 persen.
"Kami terus berupaya meningkatkan akurasi GeNose sehingga bisa menekan serendah mungkin apa yang dinamakan negatif palsu dan positif palsu sehingga penggunaannya bisa lebih optimal," ujar Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni Paripurna Sugarda saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Selasa petang, 23 Februari 2021.
Baca Juga: Per 1 April, GeNose Siap Dipakai di Moda Angkutan Pesawat
Paripurna mengatakan peningkatan akurasi alat tes Covid-19 sejalan dengan penambahan permintaan dari simpul-simpul transportasi, khususnya kereta api. Saat ini, sekitar 62 alat GeNose sudah dipakai di delapan stasiun dan akan diperluas hingga ke 44 stasiun.
Kemudian dalam waktu dekat, GeNose akan digunakan sebagai alternatif tes kesehatan di pelabuhan dan bandara. Paripurna mengakui permintaan penambahan alat merupakan tantangan bagi universitas.
Bukan hanya dari sisi akurasi, tantangan tersebut juga mencakup percepatan pengadaan alat. "Kami akan segera mengajukan business plan yang mendekati sempurna dan affordable supaya bisa merealisasikan kebutuhan-kebutuhan," ujarnya.
GeNose telah memperoleh izin penggunaan dan izin edar dari Kementerian Kesehatan sejak awal Februari. Pada tahap pertama, GeNose telah digunakan di moda angkutan perkeretaapian.
Berbeda dengan metode usap atau swab PCR, pengambilan sampel GeNose berasal embusan napas. Menurut situs resmi UGM, GeNose diklaim bisa mendeteksi Covid-19 lebih cepat dengan lama waktu pendeteksian sekitar 80 detik. Tarifnya pun lebih murah ketimbang tes lain, yaitu Rp 20 ribu satu kali tes dengan akurasi lebih dari 90 persen.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan alat screening Covid-19 ini akan segera digunakan moda angkutan udara per 1 April 2021. Ia menyebut kebijakan perluasan penggunaan GeNose telah dikonsultasikan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
"Tentang udara kami konsultasikan dengan Pak Luhut dan Pak Muhadjir, kami rapat dengan UGM untuk dilakukan pada 1 April," ujar Budi Karya saat ditemui di tempat yang sama.
Sebagai persiapan Budi Karya meminta Direktur Jenderal Perhubungan Udara menyiapkan standar operasional prosedur atau SOP penggunaan GeNose di sektor udara. Ia menjamin menggunakan alat pemindaian untuk keperluan tes kesehatan dilakukan dengan penuh kehati-hatian.