TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi konsumsi rumah tangga terus menguat. Sebab, program perlindungan sosial pemulihan ekonomi nasional (PEN) seperti bantuan sosial memberikan bantalan bagi kelompok berpenghasilan rendah dan rentan.
"Konsumsi rumah tangga menunjukkan arah perbaikan, tercermin dari perbaikan penerimaan PPN DN (Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri) bruto," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa, 23 Februari 2021.
Baca Juga:
Pada kuartal II 2020 pertumbuhan konsumsi minus 5,5 persen, kuartal III minus 4,0 persen, dan kuartal IV minus 3,6 persen. Adapun konsumsi rumah tangga berkontribusi pada 57,7 persen Produk Domestik Bruto atau PDB.
Menurutnya, program perlindungan sosial pemulihan ekonomi nasional efektif menahan penurunan konsumsi rumah tangga dan tingkat kemiskinan. Di mana tingkat kemiskinan 2020 sebesar 10,2 persen.
Angka itu lebih rendah dari prediksi Bank Dunia. Di mana Bank Dunia memperkirakan kemiskinan di Indonesia dapat mencapai 11,8 persen tanpa Program Perlindungan Sosial.
Dia mengatakan aktivitas konsumsi masyarakat diperkirakan terus membaik, diperkuat dengan proyeksi Bank Indonesia soal tren perubahan Retail Sales Indeks Januari (yoy) berbalik arah atau meningkat dari sebelumnya.
Kendati begitu, Sri Mulyani mengatakan di risiko penyebaran Covid-19 masih tinggi. Karena itu, penanganan pandemi dan vaksinasi menjadi kunci pemulihan konsumsi masyarakat dan akan tetap menjadi prioritas pemerintah.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN Rp 45,7 Triliun hingga Januari 2021, Naik 31,5 Persen