Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat menargetkan produktivitas jagung di Food Estate mencapai 7-8 ton per hektare (ha) dan padi 5 ton per ha. "Dan itu pasti bisa dicapai, karena ditunjang dengan alsintan dan teknologi pertanian yang memadai dari pemerintah,” kata Viktor, Selasa, 23 Februari 2021.
Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah pada tahun 2020 seluas 5.000 Ha dan tahun 2021 seluas 10.000 Ha. Lahan ditanami padi seluas 3000 Ha dan jagung 2000 Ha pada tahun 2020.
Sedangkan pada tahun 2021, pada lahan seluas 10.000 Ha, dialokasikan untuk tanaman padi seluas 5.620 Ha dan tanaman jagung sekuas 4.380 Ha. Lahan itu tersebar di Kecamatan Katiku Tana, Katikutana Selatan, Umbu Ratu Nggay, Umbu Ratu Nggay Barat dan Mamboro.
Viktor memastikan proses pengembangan Food Estate bisa menghasilkan produktivitas pertanian yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Bupati Sumba Tengah, Paulus Limu mengatakan target produksi di Food Estate sangat memungkinkan. Namun, pihaknya masih terkendala air.
Karena itu untuk pengembangan Food Estate di tahun-tahun mendatang, dia akan meminta kepada Presiden Jokowi untuk membangun bendungan di Sumba Tengah dengan memanfaatkan kali Pemalal yang memiliki potensi air 500 liter per detik.
Dengan kondisi air tersebut akan memungkinkan memenuhi kebutuhan lahan pertanian seluas 5.500 hektare yang bisa diolah dengan bagus. Bahkan, mampu mengairi pertanian dengan metode IP 3-400.
“Tanpa pasokan air itu kita tidak bisa buat apa-apa. Kalau keyakinan saya, usulan itu akan diterima karena memang Bapak Presiden sangat sayang dan cinta dengan masyarakat miskin. Kebetulan kita daerah miskin di NTT maka saya yakin beliau akan bantu kita di sini,” ujarnya.
YOHANES SEO | ANTARA