Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bisnis Transportasi Masih Lesu, Eka Sari Lorena Transport Pasang Defensive Mode

Reporter

image-gnews
Sejak 18 tahun lalu, perusahaannya telah mengembangkan jasa angkutan barang dengan bendera PT Eka Sari Lorena Express (ESL Express). Kini perusahaan logistik ini telah memiliki sekitar 350 armada, termasuk truk, minibus dan sepeda motor. Dok. Pribadi
Sejak 18 tahun lalu, perusahaannya telah mengembangkan jasa angkutan barang dengan bendera PT Eka Sari Lorena Express (ESL Express). Kini perusahaan logistik ini telah memiliki sekitar 350 armada, termasuk truk, minibus dan sepeda motor. Dok. Pribadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) masih memasang posisi bertahan di tengah pandemi Covid-19 di tengah bisnis transportasi yang belum pulih. Ekspansi armada pun masih belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Managing Director Lorena dan Karina Transport Dwi Ryanta Soerbakti menuturkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2021 masih menanti perkembangan pasar.

"Untuk capex 2021, kami masih wait and see, karena efek domino dari pandemi masih sangat terasa. Percuma kalau kami menggelontorkan armada baru di saat demand masyarakat sedang turun," ujarnya kepada Bisnis, Senin, 22 Februari 2021.

Menurutnya, suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate (7DRR) turun ke level 3,5 persen tidak serta merta menurunkan suku bunga kredit bagi armada angkutan umum.

"Untuk suku bunga, kayaknya masih sulit mendapatkan bunga kredit di kisaran 5--6 persen. Sementara waktu, kami defensive mode dahulu, mencoba untuk dapat bertahan," katanya.

Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten bersandi LRNA ini ditutup anjlok 6,19 persen ke level 182. Secara tahun berjalan atau year to date, saham PT Eka Sari Lorena Transport sudah anjlok 7,14 persen atau 14 poin.

Menurut Dwi Ryanta, jumlah penumpang yang semakin berkurang masih terjadi pada 2021 ini, sehingga prospek bisnis transportasi darat masih kelabu. Dia mengharapkan pada 2022 kinerjanya baru mulai meningkat, setelah vaksinasi dilakukan terhadap sebagian besar warga Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

BISNIS

Baca juga: 12 Bus Tingkat Baru Lorena Akan Layani Dua Rute Ini  

JAKARTA - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) masih memasang posisi bertahan di tengah pandemi Covid-19, sehingga ekspansi armada pun masih belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Managing Director Lorena dan Karina Transport Dwi Ryanta Soerbakti menuturkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2021 masih menanti perkembangan pasar. "Untuk capex 2021, kami masih wait and see, karena efek domino dari pandemi masih sangat terasa. Percuma kalau kami menggelontorkan armada baru di saat demand masyarakat sedang turun," ujarnya kepada Bisnis, Senin (22/2/2021). Baca Juga : Dana Pensiun Pertamina Kurangi Kepemilikan di Elnusa (ELSA) Menurutnya, ketika suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate (7DRR) turun ke level 3,5 persen tidak serta merta menurunkan suku bunga kredit bagi armada angkutan umum. "Untuk suku bunga, kayaknya masih sulit mendapatkan bunga kredit di kisaran 5--6 persen. Sementara waktu, kami defensive mode dahulu, mencoba untuk dapat bertahan," katanya. Menurutnya, jumlah penumpang yang semakin berkurang masih terjadi pada 2021 ini, sehingga prospek bisnis transportasi darat masih kelabu. Dia mengharapkan pada 2022 kinerjanya baru mulai meningkat, setelah vaksinasi dilakukan terhadap sebagian besar warga Indonesia. Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten bersandi LRNA ini ditutup anjlok 6,19 persen ke level 182. Secara tahun berjalan atau year to date, sahamnya sudah anjlok 7,14 persen atau 14 poin.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Bisnis Transportasi Masih Suram, Lorena (LRNA) Tahan Ekspansi", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20210222/192/1359424/bisnis-transportasi-masih-suram-lorena-lrna-tahan-ekspansi.
Author: Rinaldi Mohammad Azka
Editor : Rivki Maulana

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AplikasiBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

JAKARTA - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) masih memasang posisi bertahan di tengah pandemi Covid-19, sehingga ekspansi armada pun masih belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Managing Director Lorena dan Karina Transport Dwi Ryanta Soerbakti menuturkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2021 masih menanti perkembangan pasar. "Untuk capex 2021, kami masih wait and see, karena efek domino dari pandemi masih sangat terasa. Percuma kalau kami menggelontorkan armada baru di saat demand masyarakat sedang turun," ujarnya kepada Bisnis, Senin (22/2/2021). Baca Juga : Dana Pensiun Pertamina Kurangi Kepemilikan di Elnusa (ELSA) Menurutnya, ketika suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate (7DRR) turun ke level 3,5 persen tidak serta merta menurunkan suku bunga kredit bagi armada angkutan umum. "Untuk suku bunga, kayaknya masih sulit mendapatkan bunga kredit di kisaran 5--6 persen. Sementara waktu, kami defensive mode dahulu, mencoba untuk dapat bertahan," katanya. Menurutnya, jumlah penumpang yang semakin berkurang masih terjadi pada 2021 ini, sehingga prospek bisnis transportasi darat masih kelabu. Dia mengharapkan pada 2022 kinerjanya baru mulai meningkat, setelah vaksinasi dilakukan terhadap sebagian besar warga Indonesia. Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten bersandi LRNA ini ditutup anjlok 6,19 persen ke level 182. Secara tahun berjalan atau year to date, sahamnya sudah anjlok 7,14 persen atau 14 poin.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Bisnis Transportasi Masih Suram, Lorena (LRNA) Tahan Ekspansi", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20210222/192/1359424/bisnis-transportasi-masih-suram-lorena-lrna-tahan-ekspansi.
Author: Rinaldi Mohammad Azka
Editor : Rivki Maulana

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AplikasiBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

1 jam lalu

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan
SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.


Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

6 jam lalu

Kendaraan arus balik arah Jakarta terjebak kemacetan di GT Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Pada Masa Lebaran Tahun 2024 yang dirilis Kementerian Perhubungan, pada puncak arus balik lebaran 2024 tanggal 14 April 2024 diperkirakan sebanyak 41 juta orang atau sekitar 21,2 persen dari total pemudik akan kembali ke kota masing-masing. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.


Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

6 jam lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?


Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

13 jam lalu

Suasana pelayanan kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.  Otoritas Jasa keuangan (OJK) terus meningkatkan koordinasi, integrasi dan kerja sama di antara berbagai bidang organisasi di OJK untuk semakin memperkuat pengawasan lintas bidang di industri jasa keuangan. Tempo/Tony Hartawan
Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.


Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berbicara dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.


IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 4 Juli 2022. IHSG pada penutupan perdagangan sore ini (4/7) ditutup melemah 2,28 persen. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.


PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

3 hari lalu

Kesiagaan Penuh PLN Jaga Keandalan Listrik di Momen Libur Lebaran
PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.


Terpopuler Bisnis: Lesu Rupiah terhadap Dolar AS, 7 Orang Terkaya di Dunia hingga Riwayat Saham Freeport Indonesia

4 hari lalu

Penumpang pesawat terbang tengah menukarkan uang dolar di Penukaran Mata Uang Asing Bank BTN di Terminal 3 Bandara Sukarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 28 Maret 2024. Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi turun 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.881 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.858 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawa
Terpopuler Bisnis: Lesu Rupiah terhadap Dolar AS, 7 Orang Terkaya di Dunia hingga Riwayat Saham Freeport Indonesia

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 13 April 2024 dimulai dengan nilai rupiah anjlok ke level Rp 16.128 per dolar AS.


Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

5 hari lalu

Petugas Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia melakukan pemantauan lalulintas penerbangan di Tower Airnav, Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Rabu, 25 September 2019. AirNav Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan navigasi penerbangan dalam rangka merangkai konektivitas Nusantara melalui transportasi udara. TEMPO/Subekti.
Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.


Mengenal Bus Rosalia Indah yang Menjunjung Nilai Enjoy

7 hari lalu

Bus Rosalia Indah. Istimewa
Mengenal Bus Rosalia Indah yang Menjunjung Nilai Enjoy

Bus Rosalia Indah didirikan pada 1983.