TEMPO.CO, Jakarta - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) masih memasang posisi bertahan di tengah pandemi Covid-19 di tengah bisnis transportasi yang belum pulih. Ekspansi armada pun masih belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Managing Director Lorena dan Karina Transport Dwi Ryanta Soerbakti menuturkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2021 masih menanti perkembangan pasar.
"Untuk capex 2021, kami masih wait and see, karena efek domino dari pandemi masih sangat terasa. Percuma kalau kami menggelontorkan armada baru di saat demand masyarakat sedang turun," ujarnya kepada Bisnis, Senin, 22 Februari 2021.
Menurutnya, suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate (7DRR) turun ke level 3,5 persen tidak serta merta menurunkan suku bunga kredit bagi armada angkutan umum.
"Untuk suku bunga, kayaknya masih sulit mendapatkan bunga kredit di kisaran 5--6 persen. Sementara waktu, kami defensive mode dahulu, mencoba untuk dapat bertahan," katanya.
Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten bersandi LRNA ini ditutup anjlok 6,19 persen ke level 182. Secara tahun berjalan atau year to date, saham PT Eka Sari Lorena Transport sudah anjlok 7,14 persen atau 14 poin.
Menurut Dwi Ryanta, jumlah penumpang yang semakin berkurang masih terjadi pada 2021 ini, sehingga prospek bisnis transportasi darat masih kelabu. Dia mengharapkan pada 2022 kinerjanya baru mulai meningkat, setelah vaksinasi dilakukan terhadap sebagian besar warga Indonesia.
Iklan
BISNIS
Baca juga: 12 Bus Tingkat Baru Lorena Akan Layani Dua Rute Ini
JAKARTA - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) masih memasang posisi bertahan di tengah pandemi Covid-19, sehingga ekspansi armada pun masih belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Managing Director Lorena dan Karina Transport Dwi Ryanta Soerbakti menuturkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2021 masih menanti perkembangan pasar. "Untuk capex 2021, kami masih wait and see, karena efek domino dari pandemi masih sangat terasa. Percuma kalau kami menggelontorkan armada baru di saat demand masyarakat sedang turun," ujarnya kepada Bisnis, Senin (22/2/2021). Baca Juga : Dana Pensiun Pertamina Kurangi Kepemilikan di Elnusa (ELSA) Menurutnya, ketika suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate (7DRR) turun ke level 3,5 persen tidak serta merta menurunkan suku bunga kredit bagi armada angkutan umum. "Untuk suku bunga, kayaknya masih sulit mendapatkan bunga kredit di kisaran 5--6 persen. Sementara waktu, kami defensive mode dahulu, mencoba untuk dapat bertahan," katanya. Menurutnya, jumlah penumpang yang semakin berkurang masih terjadi pada 2021 ini, sehingga prospek bisnis transportasi darat masih kelabu. Dia mengharapkan pada 2022 kinerjanya baru mulai meningkat, setelah vaksinasi dilakukan terhadap sebagian besar warga Indonesia. Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten bersandi LRNA ini ditutup anjlok 6,19 persen ke level 182. Secara tahun berjalan atau year to date, sahamnya sudah anjlok 7,14 persen atau 14 poin.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Bisnis Transportasi Masih Suram, Lorena (LRNA) Tahan Ekspansi", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20210222/192/1359424/bisnis-transportasi-masih-suram-lorena-lrna-tahan-ekspansi.
Author: Rinaldi Mohammad Azka
Editor : Rivki Maulana
Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AplikasiBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
JAKARTA - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) masih memasang posisi bertahan di tengah pandemi Covid-19, sehingga ekspansi armada pun masih belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Managing Director Lorena dan Karina Transport Dwi Ryanta Soerbakti menuturkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2021 masih menanti perkembangan pasar. "Untuk capex 2021, kami masih wait and see, karena efek domino dari pandemi masih sangat terasa. Percuma kalau kami menggelontorkan armada baru di saat demand masyarakat sedang turun," ujarnya kepada Bisnis, Senin (22/2/2021). Baca Juga : Dana Pensiun Pertamina Kurangi Kepemilikan di Elnusa (ELSA) Menurutnya, ketika suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate (7DRR) turun ke level 3,5 persen tidak serta merta menurunkan suku bunga kredit bagi armada angkutan umum. "Untuk suku bunga, kayaknya masih sulit mendapatkan bunga kredit di kisaran 5--6 persen. Sementara waktu, kami defensive mode dahulu, mencoba untuk dapat bertahan," katanya. Menurutnya, jumlah penumpang yang semakin berkurang masih terjadi pada 2021 ini, sehingga prospek bisnis transportasi darat masih kelabu. Dia mengharapkan pada 2022 kinerjanya baru mulai meningkat, setelah vaksinasi dilakukan terhadap sebagian besar warga Indonesia. Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten bersandi LRNA ini ditutup anjlok 6,19 persen ke level 182. Secara tahun berjalan atau year to date, sahamnya sudah anjlok 7,14 persen atau 14 poin.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Bisnis Transportasi Masih Suram, Lorena (LRNA) Tahan Ekspansi", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20210222/192/1359424/bisnis-transportasi-masih-suram-lorena-lrna-tahan-ekspansi.
Author: Rinaldi Mohammad Azka
Editor : Rivki Maulana
Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AplikasiBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS