Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso menjelaskan perseroan memiliki rasio kecukupan modal yang kuat. Modal perusahaan juga masih akan kuat jika pemerintah membutuhkan pembagian dividen tahun ini.
"Rasio kecukupan modal kami sangat kuat 21,17 persen sehingga mampu menyediakan ruang untuk tumbuh maupun berikan dividen pada pemegang saham," kata Sunarso.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan, perseroan juga siap menyetor dividen dengan rasio lebih tinggi dari laba tahun buku 2020 jika pemerintah membutuhkan.
Adapun penentuan besaran dividen merupakan kewenangan pemegang saham dalam hal ini pemerintah dan pemegang saham lainnya yang akan diputuskan pada saat pelaksanaan RUPS Tahunan.
Haru menjelaskan, dalam setiap usulan besaran dividen, BRI selalu memperhatikan beberapa faktor. Sejumlah faktor itu di antaranya adalah tingkat kecukupan modal, keberlanjutan pertumbuhan bisnis serta kemampuan bank dalam memitigasi timbulnya risiko.
Lebih jauh, kata Haru, BRI memastikan posisi kecukupan modal saat ini sudah sangat cukup untuk dapat melakukan ekspansi sekaligus menyerap potensi risiko pembiayaan yang muncul. "Dengan kondisi CAR BRI saat ini, kami siap apabila diminta pemerintah untuk membayar dividend ratio sama seperti tahun lalu atau pun lebih," ucapnya pada Rabu, 13 2021.
Rasio kecukupan modal emiten berkode BBRI ini tercatat sebesar 20,38 persen per September 2020 atau turun tipis dari periode sama tahun sebelumnya 21,62 persen. Sementara pada tahun lalu, perseroan membagikan 60 persen dividen dari total laba bersih tahun buku 2019, yang senilai Rp 34,4 triliun.
BISNIS
Baca: BCA Ungkap Penyebab ORI019 Diburu Pegawai hingga Ibu Rumah Tangga