Di masa pandemi, UMKM mengalami hambatan untuk memasarkan produk karena sejumlah agenda promosi offline atau konvesional--seperti pameran--dihentikan. Sementara itu ia mengakui, tak banyak pengusaha yang bisa langsung beradaptasi dengan melakukan promosi lewat saluran digital atau memanfaatkan platform berbasis teknologi lainnya.
“Kemampuan adaptasi UMKM untuk penggunaan teknologi masih rendah dan inovasi produk juga gap-nya rendah sekali. Kita butuh mendampingi mereka,” ujar Ganjar.
Ganjar menjelaskan, dalam upaya membantu pemasaran produk UMKM, ia secara pribadi membuka ruang promosi lewat akun media sosial Instagram-nya. Memanfaatkan jumlah pengikut yang mencapai 3,3 juta; Ganjar mempromosikan berbagai produk lokal melalui unggahannya bertagar “lapak Ganjar” setiap sepekan sekali pada hari Minggu .
“Kira-kira sudah 31 edisi lapak ganjar saya dorong mereka jualan. Ini postingan ringan, tapi saya mencoba menyerap persoalan dengan media informasi private. Dengan follower yang lumayan, kita jualan produk dan laku,” katanya.
Metode promosi yang dilakukan sejak Oktober ini masih terus berjalan dan akan terus dilanjutkan. Ganjar mengklaim antusiuasme masyarakat dan pelaku usaha terhadap metode pemasaran melalui media sosial pribadinya itu cukup tinggi.
“Dari sini lalu di-scanning dan dibuat program-program yang membantu UMKM. Ini mengubah paradigma pedagang untuk mau pindah ke (promosi) digital,” kata Ganjar.
BACA: Ganjar Dukung Vaksin Nusantara yang Salah Satu Penggagasnya Terawan
FRANCISCA CHRISTY ROSANA