The Federal Reserve AS juga merilis risalah dari pertemuan kebijakan Januari pada hari Rabu kemarin. Risalah tersebut mengindikasikan bahwa bank sentral bersedia melanjutkan kebijakan moneter akomodatifnya untuk meningkatkan pemulihan ekonomi AS.
Sementara itu, dari dalam negeri krisis ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19 memperlembar jurang antara negara-negara di kawasan Asia, khususnya negara berkembang salah satunya Indonesia. “Ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal I tahun 2021 ini pun dikhawatirkan masih terkontraksi,” tutur Ibrahim.
Yang terbaru, sentimen dari Bank Indonesia yang mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2021 yang memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen.
Pelemahan juga terjadi di lantai bursa. Indeks harga saham gabungan atau IHSG terpantau menyusul keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate/BI7DRRR.
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, IHSG turun 0,44 persen atau 27,42 poin menjadi 6.249,02. Sepanjang sesi hari ini, indeks bergerak di rentang 6.200,31-6.281,36.
Keputusan dari BI menurunkan suku bunga tersebut juga secara tak langsung mendorong bursa saham bereaksi dengan sebanyak 208 saham menguat, 256 saham melemah, dan 165 saham stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp12,38 triliun, dengan aksi beli bersih investor asing Rp18,56 miliar jelang penutupan.
BISNIS
Baca: BI Turunkan Suku Bunga Acuan jadi 3,5 Persen, Rekor Terendah Sepanjang Masa