TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah di penutupan perdagangan hari ini, Kamis, 18 Februari 2021, setelah Bank Indonesia memutuskan memangkas suku bunga acuan.
Data Bloomberg menunjukkan kurs rupiah terdepresiasi 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp 14.025 per dolar AS. Sementara pada penutupan sebelumnya rupiah parkir di level Rp 14.020 per dolar AS.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga turun seperti Baht Thailand dan rupee India yang melemah masing-masing 0,04 persen dan 0,03 persen. Selain itu, yuan Cina turun 0,21 persen dan ringgit Malaysia melemah 0,22 persen. Dolar Singapura dan dolar Hong Kong juga ikut memerah.
Sebaliknya, dolar Taiwan malah naik 0,16 persen diikuti dolar Singapura yang naik tipis 0,02 persen. Penguatan juga dialami won Korea yang menguat tipis 0,02 persen. Sementara dolar Hongkong 0 persen.
Direktur TFRX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, penguatan dolar AS menyusul kenaikan back-to-back pertama dalam dua pekan. Hal tersebut didorong data AS yang optimis yang dirilis pada hari Rabu memberikan dorongan pada greenback.
Ibrahim menyebutkan, data AS yang positif terus meningkatkan harapan bahwa negara itu akan melihat pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari Covid-19. "Daripada rekan-rekan globalnya,” katanya, Kamis, 18 Februari 2021.
Tak hanya itu, menurut dia, kemajuan juga sedang dibuat pada paket stimulus US$ 1,9 triliun yang diusulkan AS, dengan Presiden Joe Biden bertemu para pemimpin buruh pada hari Rabu untuk mencari dukungan, turut mendorong penguatan dolar AS.