TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawarti menyebut tiga isu yang bisa mengancam negara-negara Asia untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Ketiganya yaitu pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan perkembangan teknologi.
Pertama yaitu pandemi. Sebelum Covid-19 datang, kata dia, Asia menjadi salah satu kawasan yang sudah menikmati perkembangan yang luar biasa. Mulai dari meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan, tapi di saat yang bersamaan juga peduli pada isu perubahan iklim.
"Perkembangan di Asia menjadi salah satu yang paling ditiru di dunia," kata Sri Mulyani dalam webinar Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada Kamis, 18 Februari 2021.
Pertumbuhan di Asia ini semakin inklusif, alias dinikmati oleh lebih banyak lapisan masyarakat. Tapi kemudian datanglah pandemi yang mengubah segalanya. Berbagai indikator, kata Sri Mulyani, telah menunjukkan bahwa pandemi ini telah menimbulkan kesenjangan antar kelompok masyarakat.
Kelompok ekonomi yang kaya memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan imunitas dan terhindar dari Covid-19. Kondisi yang berbeda justru dialami oleh kelompok yang lebih miskin, yang lebih rentan terhadap Covid-19.
Kedua yaitu perubahan iklim. Berbagai studi, kata Sri Mulyani, telah menunjukkan bahwa isu ini melahirkan dampak yang berbeda antara kelompok kaya dan miskin. Baik individu maupun negara.