Selain itu, tambahnya, faktor kedua adalah pasokan Bitcoin yang lebih sulit didapatkan dari mining zone saat ini. Miners atau penambang sulit mendapatkan Bitcoin karena momen halving day atau pembatasan supply yang terjadi pada tahun lalu.
Dia memperkirakan dampak ini akan terus terjadi selama satu tahun. Bahkan, besar kemungkinan Bitcoin masih berpotensi naik ini seperti yang diramalkan oleh JP Morgan, yang mana harga Bitcoin bisa mencapai Rp1 miliar atau bahkan lebih.
“Tapi nantinya ada saat dimana masa resisten atau masa jenuh yang terjadi sementara. Karena orang-orang akan melakukan aksi taking profit atau mengambil keuntungan. Sehingga permintaan bitcoin menurun,” jelas dia.
Secara terpisah, analis Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan mata uang kripto seperti Bitcoin digemari sebagai aset safe haven dan sarana lindung nilai atau hedging, apalagi kripto berbasis teknologi sehingga dinilai lebih efisien.
“Fiat money tergerus inflasi. Aset emas yang tradisionalnya sebagai inflationary hedge memiliki fisik dan perlu storage mungkin jadi kurang efisien ya. Kripto juga aset seperti emas tapi kelebihannya secara teknologi lebih efisien, unbanked, connected, demokratis,” tuturnya.