3. Harga Emas Terus Jeblok, Analis Prediksi Akan Berlangsung Lama
Harga emas kini jeblok hingga di bawah level US$ 1.800 per ounce. Hal ini seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi (yield) Amerika Serikat.
Data Bloomberg memperlihatkan harga emas Comex untuk kontrak Februari 2021 anjlok 1,28 persen secara harian ke level US$ 1.788,10 per ounce. Angka ini sangat merosot ketimbang saat mencapai rekor tertinggi pada Agustus 2020 di US$ 2.000 per ounce.
Pedagang menata emas Antam di Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021. Harga emas Antam ini menjadi yang terendah dalam sejak 23 Juli 2020 atau sekitar tujuh bulan yang lalu. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Sejak awal tahun 2021 ini, harga emas berarti sudah merosot lebih dari 5 persen. Padahal sepanjang tahun lalu emas berhasil mencetak kenaikan terbesar dalam satu dekade.
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono memperkirakan emas akan cenderung tertahan atau bahkan tertekan. Dalam jangka pendek, outlook komoditas emas berada pada level US$ 1.700 per ounce hingga US$ 1.880 per ounce.
Namun begitu, secara jangka panjang emas masih punya peluang untuk meningkat. "Support gold jangka panjang pada prinsipnya jelas karena kebijakan The Fed," ujar Wahyu, Rabu, 17 Februari 2021.
Demikian ketiga berita terpopuler ekonomi bisnis terkait kasus Citibank, cuitan utang luar negeri RI oleh Susi Pudjiastuti dan harga emas.
CAESAR AKBAR | BISNIS.COM