Ganti untung yang bakal diterima Nahol, bukan yang terbesar. Ada warga di Kecamatan Jenu yang bahkan akan menerima uang Rp 57 miliar yang memiliki beberapa bidang tanah. Tetapi karena uangnya belum cair sehingga namanya belum dimunculkan. ”Ada yang lebih besar terima pembebasan lahan Rp 57 miliar,” ujar Camat Jenu Maftuchin Reza pada Tempo, Rabu, 17 Februari 2021.
Data di Kantor Kecamatan Jenu terdapat 17 desa yang terdampak proyek. Sedangkan untuk lahan proyek kilang Pertamina-Rosneft luas sebanyak 841 hektare, yang dibagi sebanyak 1.136 bidang. Rincian lokasinya berada di Desa Kali Untuk sebanyak enam bidang, Desa Wadung sebanyak 562 bidang, dan Desa Sumurgeneng sebanyak 566 bidang. Juga dari Perhutanan sebanyak satu bidang dan KLHK sebanyak satu bidang. Sebagai catatan, satu orang bisa mempunyai lebih dari satu bidang.
Dari jumlah itu yang sudah dinilai sebanyak 474 bidang, sudah diukur sebanyak 229 bidang, dan belum diukur sebanyak 471 bidang.
Maftuchin Reza mengatakan, sebelum warga menerima ganti untung pembebasan lahan, pihaknya telah menggelar pelatihan yang difasilitasi Pertamina dan Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga, Surabaya. Materi pelatihan, agar masyarakat bisa mengelola keuangan dengan benar, setelah terima ganti untung tanah. Tujuannya, agar warga tidak terpengaruh dengan gaya hidup mewah dan tetap dengan penghidupan sederhana masyarakat desa di Tuban.
Pelatihan untuk penguatan ekonomi dan pengelolaan uang agar tidak konsumtif ini, sudah dilakukan beberapa kali. Terutama di desa Wadung, Desa Sumurgunung dan Desa Kaliuntu, yang tanah warganya dibebaskan untuk proyek kilang. Misalnya, setelah terima uang miliaran, sebaiknya dibelikan tanah lagi, untuk usaha, tertanian. Intinya agar tidak cepat habis dan bisa ditinggalkan ke anak cucu di masa depan. “Sudah berkali-kali kita sosialisasi,” kata Camat Jenu ini.
Sebelumnya Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, kilang minyak kerja sama Pertamina-Rosneft pada tahap pembangunan akan menggunakan 35 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Kilang Pertamina ini juga menyerap tenaga kerja sebanyak 20 ribu saat konstruksi dan 2.500 saat operasi.