TEMPO.CO, Jakarta - Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menargetkan produksi dan penjualan batu bara yang setara dengan capaian 2020 lalu.
Head of Corporate Communication Adaro Febriati Nadira menyebutkan perseroan memproduksi 54,53 juta ton batu bara pada 2020, atau turun 6 persen year-on-year (yoy) dan sedikit melebihi panduan yang ditetapkan sebesar 52 juta-54 juta ton.
"Volume penjualan batu bara pada tahun 2020 tercatat mencapai 54,14 juta ton, atau turun 9 persen yoy," papar manajemen ADRO, Rabu, 17 Februari 2021.
Sejalan dengan hal tersebut, manajemen ADRO menetapkan target produksi batu bara pada 2021 tetap sama atau sedikit menurun secara year-on-year (yoy) dan ditargetkan mencapai 52-54 juta ton.
Panduan nisbah kupas yang ditetapkan sebesar 4,8 kali lebih tinggi secara yoy. Hal ini terjadi karena mengikuti sekuens penambangan dan perusahaan harus mengupas lapisan penutup dengan volume yang lebih besar.
ADRO juga menetapkan panduan belanja modal (capital expenditure/capex) di kisaran US$ 200 juta hingga US$ 300 juta. Dana tersebut rencananya digunakan untuk pemeliharaan rutin dan memperkuat usaha pertumbuhan ADRO.