“Mudah-mudahan dengan dipilihnya Ngozi ini, WTO bisa kembali lagi ke multilateralisme, jadi dalam waktu tak lama appellate body akan berjalan. Jadi mekanisme perdagangan internasional akan kembali,” kata Lutfi.
Saat ditanyai mengenai dampak penunjukkan Ngozi terhadap sengketa dagang yang dihadapi Indonesia, Lutfi mengatakan kendala yang acap kali dihadapi oleh negara berkembang adalah keterbatasan mempersiapkan diri. Hal ini kontras dengan negara-negara maju yang lebih siap dalam menyiapkan tim hukum dan anggaran.
“Pada dasarnya penyelesaian sengketa adalah proses yang berdaulat, bermartabat. Tetapi ada kelemahan negara berkembang, misal negara maju sudah siap dengan lawyer-nya, mereka sudah terbiasa. Sementara negara berkembang ada permasalahan ketika hiring lawyer, terkadang anggaran tidak ada," jelasnya.
Namun, ia menilai Indonesia sudah semakin maju sehingga masalah di atas tidak akan terjadi. Ia pun berharap dengan adanya sosok bos WTO dari emerging countries seperti Ngozi dari Nigeria bisa mendorong bukan saja perdagangan yang bebas tetapi juga perdagangan yang berkeadilan.