Tak hanya itu, BNY Mellon menyatakan pihaknya akan menggenggam, mentransfer, dan mengeluarkan Bitcoin dan aset kripto lainnya untuk pelanggan institusi. Analis Pasar Oanda Corp Ed Moya mengatakan bahwa pengumuman dari Mastercard dan BNY Mellon mengkonfirmasi perubahan mendasar bahwa lembaga keuangan sudah mulai berkomitmen pada aset kripto.
Hal serupa dinyatakan Counterpoint Global, unit Manajemen Investasi Morgan Stanley yang belum lama ini juga mengungkapkan sedang menjajaki aset kripto sebagai pilihan instrumen dari para investornya.
“Ini adalah berita bagus untuk penerimaan arus utama lebih lanjut dari aset kripto dan kemungkinan akan terus melanjutkan reli harga Bitcoin,” ujar Moya seperti dikutip dari Bloomberg, Ahad, 14 Februari 2021.
Sementara itu, Ahli Strategi Komoditas Bloomberg Intelligence Mike McGlobe mengatakan bahwa Bitcoin tampaknya berada dalam pusaran reli yang sempurna untuk menerbangkan harga ke level lebih tinggi. “Komitmen Tesla telah membantu memperkuat posisi US$ 50.000 sebagai target resistensi kuat Bitcoin selanjutnya,” ujar McGlone.
Meski begitu, ada sejumlah analis dan pelaku pasar yang menilai reli Bitcoin yang terjadi saat ini disebabkan oleh para spekulan. Bubble harga harga Bitcoin juga diperkirakan akan segera kembali terjadi.
Untuk diketahui, harga Bitcoin sempat mengalami bubble setelah harga meroket hingga menyentuh level US$ 20.000 per Bitcoin pada 2017. Hanya dalam beberapa bulan, harga Bitcoin runtuh hingga menyentuh level terendah US$ 3.100 per Bitcoin pada Desember 2018. Perdagangan Bitcoin kala itu hanya didominasi oleh dana hedging yang lebih kecil dan dana dari perusahaan kripto itu sendiri.
BISNIS
Baca: Bitcoin Jeblok 1,3 Persen jadi Rp 663 Juta Setelah Capai Rekor Tertinggi