"Lonjakan awal di pasar minyak dipicu oleh berita tersebut," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di broker komoditas Fujitomi Co.
Saito menjelaskan, reli harga minyak juga didorong oleh meningkatnya harapan bahwa stimulus AS dan pelonggaran lockdown. "Hal ini akan meningkatkan ekonomi dan permintaan bahan bakar," katanya.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden yang mendorong pencapaian legislatif besar pertama dari masa jabatannya pada Jumat pekan lalu beralih ke kelompok bipartisan pejabat lokal untuk membantu rencana bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun.
Melejitnya harga minyak selama beberapa pekan terakhir juga karena pasokan semakin ketat. Pasalnya, sebagian besar disebabkan oleh pengurangan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu dalam kelompok OPEC+.
ANTARA
Baca: Harga Minyak Dunia Naik Capai USD 61,47 per Barel, Reli Terpanjang dalam 2 Tahun