TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan surplus US$ 1,96 miliar pada Januari 2021. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2021 didorong nilai ekspor yang masih lebih besar daripada nilai impor.
"Posisi ini jauh lebih bagus kalau dibandingkan dengan posisi neraca perdagangan Januari 2020 yang defisit US$ 640 juta atau pada Januari 2019 defisit US$ 980 juta," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Januari 2021.
Dia mengatakan performa Januari cukup bagus, karena ekspor Januari meningkat 12,24 persen dibandingkan Januari 2020. Dia berharap ekspor di bulan-bulan ke depan terus tumbuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan sesuai harapan.
Adapun nilai ekspor pada Januari 2021 sebesar US$ 15,30 miliar. Lalu nilai impor sebesar US$ 13,43 miliar.
Adapun nilai ekspor Januari 2021 turun 7,48 persen dibandingkan dengan Desember 2020 yang sebesar US$ 16,54 miliar. Namun nilai itu naik 12,24 persen dibandingkan Januari 2020.
Sedangkan nilai impor Januari 2021 juga turun 7,59 persen dibandingkan dengan Desember 2020. Juga secara year on year atau dibandingkan Januari 2020, masih terkontraksi 6,49 persen. "Pergerakan impor lebih rendah dari posisi Januari 2020 dan 2019," ujarnya.
Setelah dua tahun terakhir defisit, neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2020 kembali mengalami surplus, kali ini besarannya mencapai US$ 21,74 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ini adalah surplus tertinggi dalam 9 tahun terakhir. "Ini tertinggi sejak 2011," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Surplus Neraca Perdagangan Januari Diperkirakan Turun, Ini Penjelasan Ekonom