Apalagi insentif itu akan diikuti dengan relaksasi di sektor perbankan berupa penurunan bobot risiko kredit (ATMR) untuk kredit dan pembiayaan bermotor. Dengan penurunan ATMR, bank akan memacu kredit kendaraan bermotor.
"Bank akan memacu kreditnya [kendaraan bermotor] dengan ATMR yang rendah, sehingga pertumbuhan kredit mudah-mudahan naik," katanya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan stimulus pembebasan PPnBM diberikan kepada mobil yang diproduksi dalam negeri di bawah 1500 cc yang merupakan mobil dengan target pasar kelas menengah bawah. Sementara itu, kelompok menengah bawah yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19, mengalami penurunan daya beli.
"Dengan pertimbangan itu, saya perkirakan stimulus pembebasan PPnBM ini meskipun didorong juga dengan penurunan ATMR kredit, tidak akan signifikan meningkatkan pembelian mobil. Akan berbeda apabila yang dibebaskan PPnBM kendaraan mewah yang diproduksi di dalam negeri yang target pasarnya adalah kelompok menengah atas yang masih punya daya beli," ujarnya.
Meski begitu, Piter tetap mengapresiasi adanya stimulus PPnBM. Hal tersebut tersebut akan mendorong pembelian dan penyaluran kredit kendaraan bermotor, meski tidak akan besar. "Kelompok menengah yang masih memiliki daya beli, besar kemungkinannya memanfaatkan kesempatan untuk membeli kendaraan. Walaupun sekali lagi tidak akan cukup besar," katanya.
BISNIS
Baca juga: Mengapa Indef Pesimis Insentif PPnBM Bisa Sumbang Pemasukan Negara Rp 1,4 T?