Di sisi lain, volume ekspor Januari Indonesia juga diperkirakan menurun dengan mempertimbangkan penurunan aktivitas manufaktur dari beberapa mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Tiongkok, dan Jepang. Ini juga terindikasi dari purchasing managers index atau PMI manufaktur global yang menurun.
Sementara itu, tambah Josua, laju impor yang diperkirakan minus 4,3 persen dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia pada Januari.
“Jadi, secara keseluruhan laju ekspor diperkirakan 12,4 persen yoy [year-on-year] sementara laju impor diperkirakan minus 3,13 persen yoy,” jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa neraca perdagangan pada triwulan IV/2020 surplusnya akan lebih tinggi dari periode sebelumnya. Ini akan berdampak pada menguatnya rupiah.
“Triwulan IV/2020 kami perkirakan neraca perdagangan akan surplus US$8,3 miliar atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya,” katanya melalui rapat virtual dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa 9 Februari 2021.
BACA: Ini Yang DIkhawatirkan Mendag Lutfi setelah Neraca Perdagangan 2020 Surplus