TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan pada Januari 2021 diperkirakan bakal surplus. Kendati begitu, realisasinya diyakini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Ekonomis Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa neraca dagang diprediksi sebesar US$1,5 miliar. Angka ini lebih kecil dari realisasi Desember 2020 senilai US$2,1 miliar.
“Penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh laju ekspor bulanan yang diperkirakan minus 7,4 persen mtm [month-to-month atau secara bulanan] sementara laju impor diperkirakan minus 4,3 persen mtm,” katanya saat dihubungi, Minggu 14 Februari 2021.
Josua menjelaskan bahwa ekspor secara bulanan sendiri turun karena peningkatan harga komoditas ekspor pada Januari yang tidak sebesar peningkatan harga bulan Desember.
Harga crude palm oil (CPO/minyak sawit mentah) sepanjang bulan Januari tercatat minus 2,6 persen mtm. Sementara itu, harga komoditas itu pada Desember meningkat 10,7 persen.
Lalu harga batu bara tercatat naik 4,6 persen. Dibandingkan dengan realisasi Desember sangat jauh, yaitu 29,9 persen. Harga karet alam tercatat naik 1,4 persen dari 0,8 persen pada Desember.