Selanjutnya sektor yang tergolong dalam kelompok D dengan kondisi sedang menuju berat adalah industri yang berhubungan dengan elemen logam. “Seperti spareparts, bisnis perhiasan, senjata, kemudian valas. Itu enam bulan awal kondisinya akan sedang, tapi enam bulan selanjutnya rendah,” kata Yulius.
Adapun sektor yang masuk dalam kelompok E atau memprihatinkan, kata Yulius, ialah yang berhubungan dengan elemen air. Sektor ini mencakup industri jasa, pariwisata, media, kafe, dan hiburan yang sifatnya leisure seperti perhotelan. Yulius memprediksi banyak pelaku usaha yang tergolong sektor ini akan gulung tikar sepanjang tahun kerbau logam.
Meski begitu, elemen air mengandung paradoks. Sektor yang memiliki elemen ini namun justru akan moncer adalah usaha yang berhubungan dengan industri logistik dan pergudangan. "Alasanny simple karena tren belanja online. Ini barang-barang banyak diimpor jadi usaha forwarding, titipan kilat, akan booming,” katanya.
BACA: Kemenperin: 2021, Kebutuhan Gula Rafinasi untuk Industri 3,1 Juta Ton
FRANCISCA CHRISTY ROSANA