Kasus surat keberatan itu bermula saat YouTuber bernama Dian Widiyanarko mengunggah ulasan produk kacamata jenis kerato buatan Eiger berjudul “REVIEW Kacamata Eiger Kerato I Cocok Jadi Kacamata Sepeda” pada 2020. Dalam video berdurasi sekitar 10 menit, Dian mengungkapkan kelebihan kacamata tersebut ketimbang merek internasional.
Alih-alih mengapresiasi, Eiger justru mengirim surat keberatan. Salah satu alasannya adalah video tersebut tidak memiliki kualitas gambar yang bagus. Surat keberatan ini langsung memperoleh kritik keras dari masyarakat.
Atas peristiwa itu, CEO Eiger Indonesia Ronny Lukito mengeluarkan pernyataan resmi. Ia mengakui bahwa insiden surat keberatan yang dikirimkan perusahaan kepada YouTuber murni kesalahannya.
“Sejak viralnya kejadian ini, banyak orang yang bertanya-tanya apakah ini merupakan tindakan sepihak yang dilakukan oleh tim legal kami. Untuk itu, izinkan saya untuk menjelaskan bahwa surat keberatan tersebut adalah murni arahan dari saya dan bukan kesalahan tim legal kami, khususnya Hendra ataupun Femmy Vandriansyah yang namanya tengah disebut-sebut,” tutur Ronny.
Menurut Rony, sebelum melayangkan surat keberatan kepada YouTuber, ia telah diingatkan oleh tim perusahaan lantaran kebijakannya dinilai tidak tepat. Namun, peringatan itu tidak diindahkan. Ronny tetap meminta timnya menjalankan perintah untuk mengirim surat keberatan perusahaan.
Ronny memastikan perusahaan tidak memberhentikan tim hukumnya tersebut. Ia secara pribadi juga telah menyampaikan permohonan maaf kepada pegawai Eiger yang terlibat dalam kasus ini karena kekeliruannya.