TEMPO.CO, Jakarta - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengidentifikasi tiga permasalahan dalam penyediaan air di Indonesia. Pertama adalah terkait air bersih dan air baku.
Menurut Basuki, air baku secara prinsip hidrologis pada umumnya berjumlah tetap. Sehingga, kekurangan atau kelebihan air dinilai sebagai adanya kesalahan dalam manajemen.
"Allah memberikan air dalam jumlah yang cukup. Jadi kalau ada yang kekeringan atau kebanjiran pasti manajemen airnya yang tidak baik," ujar Basuki dalam siaran langsung, Kamis, 11 Februari 2021.
Di sisi lain, kualitas air pun pada dasarnya diturunkan secara baik. Sehingga, kalau ada kualitas air yang jelek maupun tidak benar, maka manajemen air tersebut pun perlu diperbaiki.
"Tentang air baku, kalau lihat waduk-waduk pasti lihat warnanya cokelat, pasti di atas ada hal-hal di hulu yang dirusak atau diubah," kata Basuki.
Persoalan kedua, kata Basuki adalah unaccounted for water atau non revenue water yang menurutnya masih tinggi. Ia mengatakan upaya memperbaiki persoalan itu masih kurang agresif lantaran membutuhkan biaya besar.