Basha, dealer Kia, mengatakan mengkonversi bitcoin menjadi uang tunai segera setelah diterima. Sebab, menurut dia, berisiko bagi perusahaan seukurannya memegang aset yang nilainya mudah berubah. Selain itu butuh beberapa menit untuk mengubah bitcoin menjadi dolar AS pada platform pembayaran. Terkadang, kata dia, ada kerugian rata-rata US$ 300 hingga US$ 400 pada setiap transaksi karena pergerakan harga.
Suatu kali, dia lupa kata sandi untuk mengirim bitcoin dari satu akun ke akun lain untuk melakukan konversi dolar setelah menerima pembayaran dari pelanggan. "Aku ketakutan ... dan tidak ada perantara yang akan datang menyelamatkanmu."
Pietro Frigerio, dealer Lamborghini di Irvine, California, mengatakan ketika harga bitcoin melonjak pada 2017, tokonya menjual 20 mobil dalam sebulan. Namun dalam beberapa waktu terakhir, dia belum melihat banyak peningkatan dalam pembayaran bitcoin.
“Orang menunggu nilai tukar naik lebih jauh,” kata Frigerio, yang juga menjual mobil sport mewah premium lainnya seperti Bugatti dan McLaren.
Dia mengatakan pelanggan yang membeli mobil dengan bitcoin memiliki kesamaan. Mereka adalah anak muda yang memiliki kepercayaan kuat pada mata uang virtual.
“Semakin banyak, bitcoin menjadi bentuk pembayaran umum,” kata dia dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, menambahkan bahwa dealernya bebas untuk memutuskan metode pembayaran.
Peter Saddington, pendiri startup mata uang kripto Emrit, membeli Lamborghini Huracan pada 2017 menggunakan bitcoin yang dia beli pada 2011 seharga US$ 115 dalam upaya untuk menarik perhatian perusahaan dan mata uang kriptonya.
"(Langkah Tesla) pasti merupakan aksi PR," katanya kepada Reuters. "Tapi Elon sangat progresif dalam pemikirannya, jadi masuk akal bagi saya bahwa dia akan menawarkan mata uang masa depan untuk perusahaannya."
ANTARA
Baca juga: Tesla Beli Bitcoin Rp 21 Triliun, Harga Bitcoin Tembus Rp 650 Juta