Terlebih, menurut dia, likuiditas perbankan saat ini melimpah sehingga investor swasta berpeluang untuk menyerapnya sebagai sumber pembiayaan dan berinvestasi di IKN. “Jadi hemat sekali dari sisi APBN," ucap Suharso.
Dengan penghematan APBN itu pula, menurut dia, keikutsertaan investor swasta bisa kian besar untuk mendongkrak untuk pertumbuhan ekonomi. "Investasi dan menggerakkan perekonomian,” katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyebutkan pemerintah akan memberikan modal hingga Rp75 triliun bagi SWF pada 2021. Tahun ini, kata dia, pemerintah sudah memberikan tambahan modal bagi SWF sebesar Rp 15 triliun yang diambil dari cadangan pembiayaan investasi 2021.
Dengan begitu, total akan terkumpul modal Rp 30 triliun, setelah pada 2020 sudah disuntik Rp 15 triliun modal bagi SWF. Sisanya, sebesar Rp 45 triliun akan dipenuhi melalui inbreng atau penyetoran modal tidak dalam bentuk tunai namun dalam bentuk saham, barang milik negara (BMN) dan piutang negara.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato menyebut sejumlah investor global sudah mengirimkan surat ketertarikan untuk berinvestasi di SWF dengan total investasi mencapai hingga US$ 9,5.
ANTARA
Baca: 2 Tahun Pertama, SWF Indonesia Akan Dukung Pengembangan Bandara hingga Tol