Selain itu, di daerah tersebut pun tersusun oleh batu pasir tufaan, lempung, dan konglomerat. Namun ia memastikan tidak ada struktur geologi berupa lipatan atau sesar di sekitar area gerakan tanah.
"Jenis gerakan tanah berupa endapan lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada badan jalan," katanya.
Untuk itu, menurutnya, PVMBG merekomendasikan untuk segera menutup retakan dengan dipadatkan kembali agar air tidak meresap yang bisa mempercepat pergerakan tanah.
Menurutnya, hal itu perlu segera dilakukan mengingat curah hujan yang masih tinggi guna, menghindari jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang lebih besar.
"Mengarahkan aliran air permukaan agar menjauhi area retakan, kemudian membuat perkuatan lereng di tepian badan jalan yang berada di dekat dengan sungai untuk mengurangi laju erosi dan meningkatkan kestabilan lereng," katanya.
Jalan amblas di Tol Cipali KM 122+400 terjadi sejak Selasa dinihari setelah curah hujan tinggi mengguyur wilayah Jawa Barat. Kondisi tersebut menyebabkan jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan sehingga pengelola tol melakukan penutupan sementara.
Perbaikan amblasnya jalan Tol Cipali diperkirakan membutuhkan waktu hingga dua pekan.
ANTARA
Baca juga: Jalan di Tol Cipali Amblas, Perbaikan Butuh Waktu 2 Minggu