TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memimpin peluncuran program Donor Plasma BUMN untuk Indonesia hari ini. Program ini digelar secara serentak di 15 provinsi seluruh Indonesia serta disaksikan secara online di 34 provinsi Indonesia.
Erick Thohir mengatakan program ini merupakan konsistensi dari Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN dalam melawan Covid-19.
“Potensi dan sumber daya BUMN sangat besar. Tersebar merata di seluruh provinsi di Indonesia dan harus menjadi garda terdepan dalam tiap kesempatan. Maka dari itu, bekerja sama dengan PMI, program ini diluncurkan untuk mendorong karyawan dan keluarga BUMN yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 untuk menyelamatkan pasien Covid-19,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers virtual Senin, 8 Januari 2021.
Dia berharap nantinya semua yang sudah terinfeksi dan sesuai dengan
persyaratan tentunya, mau mendonorkan plasmanya untuk sesama. Kementerian BUMN, kata dia, akan selalu siap membantu dengan semua sumber daya yang dimiliki.
Peluncuran program ini turut dihadiri oleh Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga dan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf
Kalla. Plasma BUMN untuk Indonesia diinisiasi oleh Kementerian BUMN, bekerja sama dengan PMI, dan dilaksanakan oleh Satgas BUMN yang ada di semua provinsi di Indonesia.
Plasma BUMN untuk Indonesia merupakan wujud dukungan Kementerian BUMN untuk program Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen yang dicetuskan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.
Transfusi plasma konvalesen merupakan salah satu terapi tambahan untuk mengobati pasien Covid-19 sebagai upaya meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian. Sampai dengan Kamis, 4 Februari 2021, terdapat 175 ribu kasus aktif Covid-19 di Indonesia.
Angka kesembuhan kasus dapat ditingkatkan salah satunya dengan donor plasma konvalesen dari para penyintas Covid-19. Angka ini secara konsisten juga terus menunjukan tren peningkatan kasus yang mengkhawatirkan.
Hal ini kemudian menjadi salah satu landasan dasar ide Plasma BUMN untuk Indonesia, untuk berkontribusi bersama menyembuhkan Indonesia.
"Ini upaya mengurangi orang yang meninggal karena Covid-19. Terapi ini tidak mudah, dari 100 orang yang ingin donor plasma, rata-rata yang dapat diterima hanya 10-20 persen," kata Jusuf Kalla.
Staff Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga yang juga adalah inisiator program Plasma BUMN Untuk Indonesia, mengatakan program ini tidak hanya berjalan pada hari ini saja, melainkan akan tetap berlangsung dan difasilitasi oleh Satuan Tugas (Satgas) BUMN dengan bekerja sama dengan PMI dan Rumah Sakit di setiap provinsi.
Menurutnya, dari 1,1 juta kasus sejak awal pandemi, sekitar 900 ribu terkonfirmasi sembuh, termasuk karyawan dan keluarga BUMN di dalamnya. Para penyintas ini menjadi potensi pendonor yang tentunya dapat kita gerakkan agar turut menyukseskan program donor plasma dan membantu menyelamatkan nyawa para pasien.
"Kementerian BUMN siap menjadi pelopor donor plasma nasional untuk mendukung program Indonesia Sehat bersama Menteri BUMN,” ujar Arya.
Baca Juga: Anies Baswedan Donorkan Plasma Darahnya Sebagai Penyintas Covid-19