TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Ventje Rahardjo menyayangkan masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi banyak produk halal dari luar negeri. Padahal kata dia, Indonesia berpotensi besar untuk menjadi produsen produk halal.
"Indonesia memiliki potensi besar untuk berpartisipasi dalam perdagangan global produk halal. Hal juga itu didukung oleh 90 persen muslim," kata Ventje dalam diskusi Peran Perbankan Syariah dan Momentum Kebangkitan Industri Halal Dunia yang disiarkan secara virtual, Ahad, 7 Februari 2021.
Dia mengatakan industri halal merupakan bagian penting dari ekonomi syariah. Industri halal, kata dia, memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber pertumbuhan baru ekonomi dunia.
Permintaan produk halal oleh konsumen muslim global, meningkat tiap tahun. Dia memperkirakan pengeluaran konsumen sektor industri halal sebesar lebih dari US$ 2 triliun.
Tingkat pengeluaran itu mencerminkan pertumbuhan 3,2 persen sejak 2018. Selain itu, akses keuangan syariah diperkirakan Rp 2,8 triliun pada 2019.