Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Gede Sumarjaya Linggih mengemukakan, Indonesia berpeluang besar menjadi kekuatan di pasar ekonomi global. Hal itu karena Indonesia dinilai sebagai tujuan utama untuk investasi, khususnya para investor global dalam pengembangan industri berkelanjutan.
“Salah satu wilayah yang punya potensi menjanjikan dalam upaya mendukung sasaran tersebut, yakni pengembangan KIT Batang,” ungkapnya.
KIT Batang akan menjadi salah satu pusat manufaktur, dengan memiliki total luas 4.300 hektare yang mengusung konsep smart dan sustainable.
Saat ini sudah terbentuk joint venture dengan nama perusahaan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Adapun PT Pembangunan Perumahan (PP) memiliki saham 35 persen, Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar 30 persen, PTPN IX dengan 25 persen, dan Perusda Batang juga punya 10 persen.
BACA: Pasokan Listrik Minim, BKPM Sebut Kawasan Industri Bintuni Butuh 423 MW