"Kota Semarang saya 'ngikuti' sendiri, daerah lainnya juga masih 'on going' dan sudah menyampaikan laporan berupa foto dan video. Ada juga yang melaporkan seperti Pati, katanya pasarnya masih terlalu ramai," ujar Ganjar.
Adapun mobilitas masyarakat di hari pertama pelaksanaan program ini dinilai cukup berkurang karena terbantu dengan curah hujan yang cukup tinggi pada hari ini. "Tapi Brebes tidak hujan, juga betul-betul sepi. Maka saya posting foto dan video dari Brebes itu," katanya. Ia pun berterima kasih atas bantuan semua pihak yang mensukseskan program tersebut.
Meski begitu, program Gerakan Jateng di Rumah Saja hari pertama ini bukan tanpa kendala. Tapi berbagai persoalan diselesaikan dengan bantuan masyarakat juga.
Ganjar Pranowo lalu mencontohkan di Magelang ada sekelompok anak muda dengan Gerakan Cantelan yang membantu menyukseskan program. Mereka juga memastikan masyarakat tetap mendapat bantuan bahan pokok dan meminta masyarakat tidak takut persoalan makan karena sudah menyiapkan.
"Di sini teman-teman juga membantu mereka yang membutuhkan. Di rumah ibu saya di Kutoarjo juga ada yang membutuhkan bantuan, saya minta mereka datang ke rumah ibu saya dan dibantu. Jadi sebenarnya, hari pertama ini relatif berjalan baik," ujarnya.
Program Gerakan Jateng di Rumah Saja diharapkan dapat mengurangi kerumunan serta angka positif Covid-19. Adapun program ini diatur dalam Surat Edaran Nomor 443.5/0001933 tentang peningkatan kedisiplinan dan pengetatan protokol kesehatan pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tahap II di Jawa Tengah.
ANTARA
Baca: Menjelang Jateng di Rumah Saja, Harga Sembako di Pasar Melonjak