Mengomentari cuitan Kwik Kian Gie sehari sebelumnya, pada Jumat, 5 Februari 2021, Prastowo menjawab lewat grafik kondisi Pasar Surat Berharga (SBN) di beberapa negara pada 23 Oktober 2020 dan 2 Januari 2021.
Pada periode tersebut, grafik menunjukkan yield atau bunga dari SBN Indonesia tercatat turun dari level 4,38 persen menjadi 4,14 persen. Sementara ada negara lain dengan yield yang lebih tinggi yaitu Turki, dari 6,69 persen turun menjadi 5,85 persen.
Tapi, jumlah SBN Turki hampir dua kali lipat dari Indonesia. Jumlah SBN yang hampir sama dengan Indonesia dalam grafik yang disampaikan Prastowo yaitu Meksiko. Di negara itu, yield dari SBN-nya lebih rendah dari Indonesia, yaitu 3,48 persen naik menjadi 3,62 persen.
Dengan data ini, Prastowo pun menegaskan yield SBN Indonesia cukup rendah dibandingkan beberapa negara setara, terutama yang surat berharganya dalam denominasi US Dollar. "Tingkat bunga pun semakin rendah. Mari bicara dengan data Pak!" kata Prastowo.
Perbincangan keduanya pun ternyata berlanjut pada hari ini. Dalam cuitannya, Kwik Kian Gie mengaku tak habis pikir kenapa pernyataannya sebelumnya dianggap kritik terhadap soal utang. "Kan sangat jelas yg saya katakan bhw utang besar tidak masalah, krn kalau jatuh tempo bisa dibayar dng menerbitkan obligasi atau SUN lagi," ujarnya, Sabtu, 6 Februari 2021.