TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah memasang besaran target laba perusahaan tahun ini. Ia mematok Pertamina bisa meraup untung hampir dua kali lipat lebih besar ketimbang laba bersih pada 2020 yang mencapai Rp 14 triliun.
“Targetnya tahun ini mendekati dua kali karena pandemi,” tutur Ahok dalam pesan pendek kepada Tempo, Jumat, 5 Februari 2021.
Ahok mengatakan entitasnya akan melanjutkan pelbagai strategi seperti yang telah dilakukan pada 2020. Salah satunya penghematan anggaran dari sisi pengadaan. “Jadi harus bisa hemat dan ketat,” ucapnya.
Ahok berharap sejumlah investasi yang akan direalisasikan Pertamina merupakan investasi yang menghasilkan. Meski demikian, Ahok tidak memaparkan investasi apa saja yang akan dibidik perusahaan minyak negara itu tahun ini. “Bisa tanya ke direksi,” ujarnya.
Pertamina memperoleh laba bersih US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun pada pembukuan 2020. Laba bersih Pertamina membalikkan kerugian pada semester I tahun itu. Pada paruh pertama tahun lalu, perusahaan pelat merah menghadapi kerugian US$ 767,91 juta.
Pertamina pun melakukan sejumlah inisiatif untuk melakukan perbaikan secara internal, di antaranya menerapkan penghematan hingga 30 persen. Dengan demikian, Pertamina mengatur skala prioritas untuk merealisasikan investasi hingga melakukan renegosiasi kontrak eksisting.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengklaim laba bersih US$ 1 miliar dicapai dengan meningkatkan produktivitas hulu migas dan kilang serta efisiensi di semua bidang. "Pemotongan opex (operational expenditure) 30 persen dan prioritasi anggaran investasi,” katanya.