Pada kuartal IV, pertumbuhan ekonomi RI tercatat-2,19 persen. Sedangkan pada kuartal II dan III berturut-turut perekonomian RI masuk resesi dengan kontraksi dalam sebesar -5,32 persen dan -3,49 persen.
“Kontraksi itu adalah dampak pandemi yang begitu besar menghantam perekonomian domestik dari sisi konsumsi dan investasi. Pandemi juga menggoyahkan perekonomian global yang berimbas pada turunnya kegiatan perdagangan internasional,” katanya.
Dibandingkan dengan negara lain, Arif mengatakan Indonesia masih lebih baik. Berdasarkan lembaga statistik resmi masing-masing negara, Amerika Serikat mengalami kontraksi ekonomi -3,5 persen pada 2020. Sedangkan Singapura -5,8 persen dan Uni Eropa 6,4 persen.
“Jika kita dapat tetap menjaga disiplin protokol kesehatan dan mendorong tingkat konsumsi masyarakat pada tahun 2021 ini maka ekonomi dapat tumbuh positif dan sesuai yang direncanakan,” katanya.
Sementara itu, dari lantai bursa dilaporkan indeks harga saham gabungan atau IHSG ditutup menguat 0,64 persen atau 38,8 poin pada akhir perdagangan hari ini di level 6.146,02 ketimbang penutupan kemarin kendat. Sejumlah analis memperkirakan indeks menguat karena angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS hanya sedikit berbeda dari konsensus ekonom sebelumnya.
Baca: Airlangga: Ekonomi Kuartal I 2021 Akan Tumbuh Positif Hingga 2,1 Persen